Kamis, 06 Oktober 2011

bergurau

Ada satu masa yang menunjuk pada gambaran manusia manusia yang tak terarah, satu sisi yang terarah tapi tak bebas. Bebas jadi hal yang berbulan-bulan tak dimengerti. Sulit rasanya bergelut dengan pemahaman. Semuanya tak mutlak. Sudut-sudut menjadi tempat tersembunyi para pembawa lentera untuk bernyanyi. Bukan  sebagai hanya, melainkan sebagai diri yang mencoba bebas. Titik tak akan muncul jika tak ada yang menyebutnya sebagai titik. Aku tak peduli lagi dengan langit yang dipenuhi garis garis dengan bintang yang mencoba menyeruak diantara lentera-lentera yang dibawa sang penyanyi. Bagiku itu saja sudah cukup. Ditemani dengan orang berlalu lalang membawa senjata mereka yang panjang dan tersulut api kecil yang bisa meledak seketika. Tak apa. Masih ada sudut-sudut kecil di awah pohon yang bercerita tentang sebentuk bibir yang manis dan bergelantung di atas awan yang selalu kucoba untuk kuraih.Mungkin tak hanya aku.Batas hanyalah batas.Bayangan mungkin yang tepat. Aku percaya pada reinkarnasi dan karma.

Rabu, 22 Juni 2011

ditemani sate babi

Mereka menari-nari di pelataran panggung terbuka. Luwes gemulai.Saya berdiri di tengah kerumunan orang banyak,dengan kepala mencuat di sela-selanya. Art Centre malam ini panas dengan sendratari Manik Angkeran.Katanya sendratari ini yang paling populer di sini,dan pemain-pemainnya pun adalah yang terpilih dan paling tua se daerah Gianyar.Mereka menari dengan make up dan topeng,corak di kostum yang mereka kenakan berbeda-beda,menandakan kaarakter yang sedang mereka mainkan. Di tengah-tengah acara,banyak anak seumuran kelas 1 SMP berjualan sate babi dan air minum. Pemandangan eksotis ini semakin menggugah saya untuk tetap berdiri di tempat ketika saya juga melihat bulan muncul sedikit tepat di atas tengah pura.

Manik Angkeran menceritakan tentang Legenda Selat Bali.Dahulu, Bali dan Jawa adalah kesatuan. Manik Angkeran adalah seorang Raja di Bali yang setiap hari hanya sabung ayam hingga hartanya habis untuk berjudi. Sampai suatu hari ia memotong ekor naga penjaga kerajaan dan ia kemudian dipindahkan ke Jawa oleh ayahnya sendiri. Diciptakanyalah Selat Bali agar Manik Angkeran tidak bisa kembali lagi ke Dewata.

Karakter-karakter dalam sendratari ini menunjukan keadaan jaman sekarang yang sudah ada dari jaman dahulu. Kerakusan petinggi yang digambarkan dengan perjudian oleh Manik Angkeran yang adalah seorang pemimpin,adalah foto situasi Indonesia pada jaman ini. Pertanggung jawaban atas jabatan dan konsekuensinya pada masyarakat dan hidupnya sediri khususnya,tergambar secara runtut dalam sendratari ini.Mengajarkan ;agi kepada kita nilai-nilai yang telah hilang di masyarakat. Sangat hidup malam ini dengan kelihaian para pemainnya membawa penonton masuk ke dalam legenda itu. Gamelan Bali yang bertempo cepat,membuat saya semangat menonton pertunjukkan ini sampai habis dengan sate babi di tangan saya.Tidak terasa 2 jam sudah kepala saya mencuat di sela-sela kepala orang.Saya berjalan masuk ke ruang rias pemain dan memegang ekor naga yang telah dipotong. Konon katanya,kita bisa kaya jika memegang ekor naga itu.

Saya pulang membawa sate babi di tangn dan dokumentasi yang tdak henti2nya saya lihat.What a wonderful performance!

Denpasar

Subak dan Perjalanan Kami

Tidak banyak petani bercaping saya temui disini. Padahal,sawah berundak undak hijau terbentang luas dipenuhi kupu-kupu di atasnya. Saya menemukan pemandangan ini pada pukul 8 pagi,sengaja bangun, keluar dari hotel dan memutuskan untuk mendatangi tempat ini. Kesegaran udara pagi dilatari pura dan bau dupa . Ini sangat damai.DAMAI.

Saya memarkir motor jauh di pinggir jalan. Saya mulai berjalan lewat pematang sawah dan menemukan sungai kecil yang bening dan ada mata air di pojok bebatuan.Terakhir kali saya menemui pemandangan seperti ini adalah 11 tahun yang lalu di kaki Merapi.Saya teringat betapa saya senang sekali berlama-lama melihat air berpadu dengan sawah yang hijau.Dan ternyata ini tidak berubah. Saya baetah melihat air yang mengalir memantulkan cahaya matahari.Saya percaya,pemandangan ini tidak terjadi begitu saja tanpa ada yang menciptakan. Ya, sudah pasti Tuhan yang menciptakan,namun jika tidak ada yang memperhatikan pasti tidak akan ada pemandangan seperti ini.

Masyarakat disini sangat memperhatikan hal yang kecil sekalipun.Mereka sangat menghormati apa yang telah ada. Kedekatan mereka dengan alam diperlihatkan dengan dupa yang setiap hari mereka persembahakan.Mereka bekerjasama dengan sekitar.Dan atmosfir disini memang sangat berbeda.

Petani dengan gambaran caping dan sepeda jarang sekali saya temui disini. Petani disni adalah wanita dengan kain kuning diikat di pinggang,caping yang lebar atau terkadang tanpa caping,dan berjalan sembari membawa sajen mereka sebelum bekerja.Mereka seprti sungguh sungguh hidup dengan semangatnya.” Alam senang jika kita ikhlas berjalan dengan mereka”,kata seorang mbak-mbak yang sedang mngganti dupa.Sungguh pagi ini sangat menawan.

Saya duduk dibawah pohon yang lumayan rindang di tengah sawah.Saya seperti melihat karpet hijau yang luas terbentang di hadapan mata.Matahari masih belum tepat di tengah,dan saya tahu dari matahari bahwa di timur saya ada pura dengan arsitektur kuning emas terlihat mencolok di tengah hijau.Lurus ke depan saya bisa melihat hijau tanpa batas dan di barat bukit denga awan tang menggantung siang itu mencuri fokus saya. Ini orgasme.Saya bisa melihat semuanya dengan jelas disini. Agung.sungguh agung.Dan saya berjalan menuju warung sederhana dengan rumah indah di belakangnya,menikmati sambil minum kopi hangat.

Ubud

SUPER EXPLODE!

Swing it

Dancing and Dreamin

in front of the orange shrine

twilight inside merry-go-round

Ubud,oct 10

Selasa, 17 Mei 2011

dan daras daras doa yang bersandar

Pagi yang indah dengan sinar kuning keemasan melebur menjadi satu dengan birunya kolam pagi ini. Saya tak mau melewatkan momen ini lagi dan kemudian memutuskan untuk masuk dan menjadi bagian dari Semesta,bagian kecil semesta. Ups, satu lagi. Saya ditemani oleh Gusti pagi ini,ditemani total, karena satu makhluk ciptaanNya tersenyum di sebelahku Ya, pagi selalu membuatku bersyukur.
Saya tak lama membaur dengan kolam biru dengan kamboja yang manis bertengger di atas taman berukuran mini. Menyeruput jus jeruk, lalu melanjutkan perjalanan selanjutnya.
Dawai-dawai kendaraan bermesin sempat membuat saya bising. Aroma yang tidak ingin kucium saat ini. Tapi saya tak mau marah. Saya mencoba membelainya seperti yang diajarkan kamboja pagi ini. Tak pernah berhenti mewarnai sekitarnya dalam kondisi apapun. Saya melanjutkannya..
Bukit menoreh membuat mata saya mengikuti kemana badannya akan belanjut. Dia benar-benar memanjakan mata saya pagi ini!wow wow dan wow,saya lagi-lagi menjadi bagian dari semesta yang tak kan pernah habis!Dan saya mulai masuk ke balik Menoreh,melintasi jalan aspal kecil yang berkelok kelok dan penuh lubang di sana sini, sensasi yang cukup membuatku merasakan begitu indahnya hidup.
Setelah melewati berbagai ritme jalanan,saya sampai ke tempat yang saya harapkan dapat menentramkan hati. Ya, saya kemudian berjalan masuk,mendaki konblok konblok yang tertata rapi seperti jalanan di gereja Guadalupe. Hangat , ramah, dan atmosfer yang sangat brsahabat. Dusertai kicauan burung, tapak kaki peziarah yang datang,penjaja yang menawarkan dagangannya seperti seorang warrior, dan suara musik gereja yag sejuk.Saya damai di tempat itu. Saya berjalan lagi, menuju tempat yang saya cari. Dan saya menemukannya!di bawah pohon sono yang rindang dengan suara gemericik air, saya menemukan Ibu yang kucari. Saya sebentar berbicara dengannya. Masih, Ia tak pergi. Angin yang semilir dan cahaya sore yang menciumi lembut,membuatku tak mau berhenti terdiam disana. Saya berucap....dan harapan yang selalu kugantungkan pada Hati yang tak pernah membeku mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulutku..Terima kasih Ibu..

Rabu, 30 Maret 2011

sebagai hidup

Syukur,karena saya masih diberi hidup yang indah,bernafas,bisa makan cukup,uang jajan, teman-teman yang selalu baik dengan saya. Selama 20 tahun ini, saya menemukan banyak hal yang membuat saya seperti sekarang ini.
Banyak ekali hal bernilai yang sempat saya tidak sadari dan ternyata sangat berharga. Bukan hanya tulisan ini,atau tulisan tulisan yang lain,tapi apa yang bisa saya lakukan setelah tulisan ini terjadi. Bukan hal yang mudah untuk mau mengakui sebuah kesalahan, segala bentuk kesalahan orang lain dan memaafkannya. Bahkan akan menjadi sebuah ketidakikhlasan ketika kita tidak mau berkaca pada kesalahan kita juga.
Bnayak teman-teman yang membantu saya,menemani saya selama 20 tahun ini,dan pada Tuhan tentunya yang telah membuat saya menulis tulisan ini :)

Jumat, 04 Februari 2011

awal tahun!

Banyak yang membicarakan tentang resolusi di awal tahun. Ada yang bilang menikah muda, sukses di karir, dapet pacar dan lain lain. Yah, itulah yang memotivasi diri masing masing individu untuk tetap menunjukkan bahwa setiap individu adalah subjek, eksis. Dari sebuah resolusi hmm atau kalau saya menyebutnya sebuah motivasi sepanjang tahun, saya memiliki satu tujuan yang jelas dan bisa lebih fokus dalam hal yang benar- benar saya inginkan.
Tahun ini saya punya motivasi, sebelumnya saya berkaca pada apa yang saya hadapi tahun 2010 kemaren. Saya merasakan banyak perubahan yang membuat hidup saya agak kacau karena proses adaptasi yang menurut saya sulit. Banyak pelajaran baru yang saya dapat antara lain adalah saya lepas dari sekolah homogen yang membuat saya sedikit sulit mengambil sikap jika berbaur dengan lingkungan heterogen, arogansi SMA yang membanggakan ketika bisa berkumpul dan berbagi dengan banyak teman, dan saya baru tahu bahwa Dunia memang sanagat LUAS! Saya tidak mungkin terus statis, setiap detik pun kita adalah manusia yang dinamis.
Biasanya anak SMA yang baru masuk kuliah kemudian seperti macan yang baru keluar kandang. Hmmmmm dan saya merasakan itu :P
Permasalahan yang dihadapi adalah, Diri Sendiri! Hal terberat yang awalnya saya takutkan. 2010 adalah tahun saya bingung untuk mengambil keputusan, bingung untuk berbicara dengan orang lain, dan arogansi SMA yang ternyata hanya menunjukan bahwa saya belum ada apa apanya.
Satu tahun adalah waktu yang cukup lama untuk bergelut dengan diri saya sendiri. Mengambil keputusan bukanlah hal yang mudah, mencoba untuk berkarya.
Dan tahun ini saya akan mencoba berkarya, supaya jadi berkat untuk orang lain :)

Selasa, 20 Juli 2010

sebentar datang di bawah bantal

Saya tidak begitu mengerti tentang apa yang disebut masa lalu. Yang jelas,masa lalu memiliki memori tersendiri, apalagi tentang yang sangat berkesan sampai yang mengkhawatirkan. Kepercayaan terhadap situasi dan diri orang lain,justru malah berawal dari sebuah kejujuran. Tapi di sisi lain, hal itu juga bisa sangat mengkhawatirkan.Ketika sebuah pengakuan yang jujur (mungkin),menjadi sebuah jembatan dalam kepercayaan saya, saya terkadang merasa takut dan tidak siap dalam menghadapi sesuatu yang saya tidak tahu akan terjadi bagaimana.
Semalam saya bergelut dengan mimpi,yang saya tidak tahu apakah itu suatu tumpukan ketakutan yang berkepanjangan atau hanya sebuah bunga tidur yang asli bungatidur. Saya tidak tahu. Ah hanya mimpi,saya mencoba ngleremke. Tapi toh saya tetap takut. Ada apa ini? Jangan-jangan kesalahan bukan dari mimpi,atau kehadiran orang lain,tapi malah dari saya sndiri?
Sepertinya iya!
Takut. Sepertinya sering terdengar sepele dan banyak dikatakan atau dirasakan. Tapi sebenarnya apakah akar dari takut itu?Asumsi yang kadang tidak sesuai dengan kenyataannya menjadi sangat sensitif terhadap diri kita dalam menghadapi sesuatu.Masa lalu baik yang kita alami maupun dari gambaran yang kita tangkap dari komunikasi verbal,membuat saya takut kadang-kadang. Padahal,belum tentu gambaran aslinya seperti yang ada dalam pikiran saya.
Wah,tapi mimpi semalam memang membuat saya takut menghadapi realita.What should I do?Saya lanjut berdoa dan tetap tidur untuk menghadapi hari esok yang lebih penting dari sebuah mimpi semalam. :)

Selasa, 13 Juli 2010

perjalanan katanya.

Saya lebih mengenal kata perjalanan sebagai travelling atau bermain ke suatu tempat. Itu adalah jawaban ketika ditanya oleh seseorang waktu SMA dulu. Baru-baru ini saya sedang mencari apa sebenarnya perjalanan itu.Yang juga sebagai travelling,tapi punya inti.
Saya mengambil cerita cerita lama saya sebagai sebuah perjalanan sampai pada titik saya sekarang ini. Titik usia yang masih bertitik-titik lagi(amin). Ketika secangkir teh di depan teras dengan cahaya senja di hadapan saya,peristiwa-peristiwa yang saya lalui ada di layer mata saya.Woow! Ternyata saya sudah sampai di umur 19 dengan cerita-cerita yang merangkai nafas saya tiap hari.
Perjalanan setiap orang berbeda-beda. Jalannya unik-unik.Dan setiap cerita punya makna. Tidak ada kata sepele. Semuanya punya lagu.
Perjalanan adalah belajar. Ada banyak pelajaran yang membentuk setiap sendi hidup.Kesadaran adalah sesuatu yang simple namun juga rumit,dan kesadaran dalam setiap perjalanan membuat diri kita lebih ceriaa :)

Selamat menikmati :D